Rabu, 09 Maret 2011

Tips Menanamkan Kebiasaan Baik Balita

Tips Menanamkan Kebiasaan Baik Balita
 
Tidak mudah memang menanamkan kebiasaan baik kepada balita. Dibutuhkan kesabaran dan kreatifitas untuk melakukannya. Gunakan pendekatan sesuai dengan usianya, dan lakukan dengan cara-cara yang menyenangkan. Psikolog Anna Surti Ariani, S.PSi membagikan beberapa tips yang pernah diterapkan untuk kedua buah hatinya.

Toilet training.
Latihan menggunakan toilet dapat menjadi salah satu momen tepat mengajarkan kebiasaan baik yang praktis. Berikut beberapa kunci penting:
  • Lakukan saat anak berusia 2 tahun.
  • Buat dulu kebiasaan baik yang ingin Anda terapkan. Ajak anak ke toilet setiap 2 jam sekali, jangan menunggu sampai anak ingin pipis sehingga ngompol.
  • Untuk anak laki-laki, sebagai pancingan, buat balok-balok es yang diberi pewarna, masukkan ke dalam toilet, ajak anak untuk “menembaknya” dengan pipis di toilet.  
  • Berikan pujian setiap anak  berhasil melakukannya, agar dia merasa senang dan percaya diri sehingga akan mengulanginya lagi.  
  • Tantangan bisa ditambah dengan bertambahnya usia, misalnya belajar membuka celananya sendiri.
Pola tidur.
  • Berikan aktivitas yang banyak di siang hari jangan terbalik di malam hari. Usahakan dia mendapat waktu bermain yang cukup, agar malamnya tak lagi bermain.  
  • Dari sore hari, turunkan aktivitas dengan menguranginya secara perlahan agar kondisi lebih tenang. Lakukan saja  aktifitas rutin sebelum tidur, seperti cuci kaki, sikat gigi, dan ganti baju tidur.
  • Ajak dia ke kamar saat waktunya tidur sudah tiba, agar dia mulai masuk ke dalam suasana tenang. Jika belum sekolah dan Anda bekerja, jam tidur lebih malam tidak apa-apa, yang terpenting kebutuhan tidur dalam sehari tetap terpenuhi. Anda bisa menggantinya dengan tidur siang yang lebih lama. Karena balita  juga berhak mendapatkan waktu bermain bersama Anda. Namun, jika nanti sudah mulai masuk sekolah, berlakukan peraturan baru secara  bertahap.
  • Anda bisa terapkan hypnoparenting, dengan belaian ciuman dan pelukan, saat sudah berada di tempat tidur. Sambil Anda belai, katakan padanya saatnya tidur agar besok bisa bermain lagi .
  • Jangan terpancing jika anak tetap terus mengajak bermain. Hiraukan saja, lama-lama dia akan ikut ke suasana tidur.
Kebiasan menabung. Ada banyak kebiasaan baik yang bisa diajarkan dalam kegiatan menabung.
  • Dengan anak masuk ke dalam Bank, ada kebanggaan tersendiri pada anak sehingga akan menambah kepercayaan dirinya.
  • Budaya antri akan melatih kesabaran, kontrol diri, perilaku dan kreatifitas.  
  • Saat menyetorkan uangnya ke petugas teller, ada kegiatan interaksi di sana sehingga ada pembelajaran sosialisasi.
  • Jika menabung di celengan, saat sudah penuh, pecahkan celengannya dan buatlah untuk beli sesuatu yang diinginkannya. Dia pun akan tahu bahwa menabung memilki banyak manfaat, dia bisa beli yang diinginkannya.
Memberikan uang jajan.
  • Untuk menentukan besarnya uang jajan, lakukan survei berapa rata2 harga jajanan di sekolahnya.
  • Tetap bawakan bekal, dan buat kesepatakan boleh jajan kalo bekalnya sudah habis.
  • Jika dia berhasil menyisakan uang jajannya, sarankan untuk ditabung dan berikan reward jika dia berhasil melakukannya. Misalnya, menambah uang yang akan ditabungnya.
 Menanamkan Kebiasaan Baik Sejak Dini 

Menanamkan kebiasaan baik memang perlu dan sebaiknya dilakukan oleh para orang tua kepada buah hatinya sejak dini. Agar penanaman kebiasaan baik itu, benar-benar menjadi sebuah kebiasaan yang terus dilakukan hingga dia dewasa nanti.

Teladan Orang tua. Dalam diskusinya di acara Kopdar Ayahbunda, Sabtu (5/12) lalu di Mr.Pancake Setiabudi, Psikolog Anna Surti Ariani, S.PSi menegaskan bahwa untuk menanamkan kebiasaan baik kepada balita, diperlukan role model dari orang tuanya sendiri. “Orang tua adalah mentor bagi anak. Akan menjadi baik jika mentornya juga memiliki kebiasaan baik. Ibarat kumbang, anak akan singgah ke berbagai jenis bunga, bisa bunga baik maupun bunga buruk. Jika Anda ingin anak singgah ke bunga baik , buatlah banyak kebiasaan baik di rumah,” terang Anna.

Kedekatan dan kontrol emosi. Akan lebih mudah dan efektif untuk menanamkan kebiasaan baik, jika orang tua memiliki kedekatan dengan anak. Gunakan kasih sayang, pelukan, senyum, dan suara yang lembut, saat Anda ingin menanamkan kebiasaan baik. Jangan selalu menggunakan suara tinggi, sehingga kedekatan dengan anak bisa selalu terjaga. Saat ingin memberi penjelasan tentang kesalahan yang dilakukan anak, lakukan dalam kondisi tenang dan sabar. Peluk dan tatap matanya. Karena anak akan lebih mendengarkan Anda, jika Anda tidak menggunakan emosi. Gunakan suara tinggi jika memang diperlukan dan di saat yang tepat. Misalnya, saat anak tiba-tiba lari ke jalan raya. Namun, setelah anda menggunakan suara tinggi, segera kembalikan ke kebiasan baik. Katakan padanya dengan penuh kelembutan, bahwa bermain di jalan raya bisa membahayakan dirinya. Orang tua  harus bisa mengontrol emosinya. Gunakan kemarahan dengan penuh kesadaran bukan kerena emosi sesaat. Anak pun akan belajar mengelola emosinya dengan baik.

Disiplin dan konsisten.
Keberhasilan menanamkan kebiasaan baik, diperlukan kedisiplinan dan konsistensi. Buat aturan kebiasaan baik, yang juga harus dipatuhi oleh seluruh anggota keluarga. Anda bisa menerapkan time out atau hukuman ringan jika dilakukan pelanggaran, seperti duduk di kursi. Namun, hukuman yang Anda terapkan harus ada batas waktunya. Karena jika terlalu lama, anak justru akan semakin kebal dengan hukuman tersebut. Terapkan hukuman maksimal 5 menit saja. Dan upayakan untuk selalu menjaga kedekatan. Misalnya, saat Anda memberlakukan hukuman duduk di kursi, ikutlah duduk bersamnya, sambil peluk dia. Jika ia terus meronta-ronta, biarkan saja, beri dia kesempatan untuk mengekspresikan kemarahannya. Hal ini, penting untuk perkembangan emosional anak. Namun, beri penjelasan juga, bahwa emosi atau kemarahan juga ada batasnya.  Setelah hukuman selesai, biarkan anak beraktivitas kembali seperti biasanya, jangan ditambah lagi dengan omelan dan kemarahan. Biarkan dia bermain kembali dengan ceria.

Hukuman fisik. Terkadang orang tua baik disadari atau tidak disadari, terpancing untuk melakukan tindakan fisik saat anak sulit diberi pengertian. Misalnya, jewer, cubit, dan pukul. Meskipun hanya ringan, namun ini bisa menjadi contoh kebiasaan yang tidak baik bagi anak. Jangan membiasakan melakukan hukuman fisik kepada anak. Namun, Jika Anda terpaksa dan tidak sadar melakukannya, segera kembalikan ke kebiasaan baik setelah Anda melakukannya.  Segeralah meminta maaf kepada anak, dan katakan bahwa mama seharusnya tidak perlu melakukannya karena itu tindakan yang salah dan tidak baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar